parenting
Hasna Fadhilah | HaiBunda
Jumat, 31 May 2024 17:40 WIB
Si Kecil suka dibacakan cerita fabel setiap mau tidur? Kini, banyak cerita dongeng Si Kancil yang kaya akan pesan moral untuk diceritakan pada anakmenjelang tidur lho.
Dalam berbagai dongeng, Si Kancil digambarkan sebagai tokoh utama dengan berbagai tingkah yang cerdik dan jenaka. Ia terkenal akan kelihaiannya dalam membebaskan diri dari pemangsa.
Selain itu, dalam beberapa cerita fabel, Si Kancil menjadi tokoh hewan yang selalu dicariuntuk memecahkan masalah. Kancil digambarkan sebagai hewan yang memiliki kecerdikan dan kelincahan tersendiri, sehingga banyak menjadi tokoh dongeng favorit untuk anak-anak.
Namun, ada juga lho kelicikan Si Kancil yang sering menipu teman-teman sesama hewan. Lewat cerita semacam ini, Bunda bisa memberitahu Si Kecil bahwa perbuatan tercela semacam itu tak boleh dilakukan.
Setiap cerita dalam seri si kancil juga mengandung pesan moral berisi nilai-nilai kebaikan yang dapat Bunda ajarkan kepada si kecil. Oleh karena itu, dongeng ini sangat baik untuk dijadikan bahan bacaan untuk anak-anak. Selain membantu anak untuk menambah kosakata bahasa anak, Bunda juga dapat mengajarkan nilai-nilai kebaikan sejak dini melalui dongeng si kancil.
Baca Juga : 20 Dongeng Sebelum Tidur Penuh Makna dan Mendidik
Berikut berbagai cerita singkat mengenai si kancil yang cerdik yang dapat menjadi inspirasi dongeng bagi si kecil sebelum tidur:
1. Cerita Si Kancil, Sapi, dan Buaya
Pada suatu hari, sapi yang tengah berjalan-jalan sendirian mendengar suara jeritan dari arah bebatuan. Ternyata seekor buaya terjebak di bawah tumpukan batu tersebut dan meminta pertolongan.
Sapi merasa ragu-ragu sejenak, ia berniat untuk meninggalkan tempat tersebut segera. Namun terpikirkan olehnya bahwa buaya tersebut memerlukan pertolongan.
Akhirnya sapi memutuskan menolong buaya tersebut. Buaya kemudian meminta sapi mengantarnya ke tepi sungai dengan alasan kakinya terluka sehingga sulit untuk bergerak.
“Ku mohon, bantulah aku! Gendong aku dan antarkan ke tepi sungai” kata buaya dengan air mata meleleh.
Sapi pun merasa iba dan kemudian menggendong buaya di punggungnya. Namun sesampainya mereka di sungai, buaya menolak untuk turun.
“Aku lapar, kelihatannya daging di punggungmu ini enak juga” ujar buaya.
Mendengar hal tersebut, sapi mulai menangis hingga terdengar oleh si kancil yang sedang berada tidak jauh dari sana.
Kancil yang mendengar suara tangisan itu pun mendekat, “Lho sapi, kenapa kamu menangis? Kenapa buaya ada di gendonganmu?” tanya kancil pada sapi.
Sapi pun lantas menceritakan kejadian yang ia alami.
Kancil yang cerdik, kemudian mencoba memancing buaya untuk memperagakan kembali peristiwa tersebut.
“Aku tidak percaya buaya sehebat ini bisa terjebak sehingga membutuhkan bantuan dari seekor sapi,” ujar si kancil.
Buaya yang terpancing, kemudian mengajak mereka kembali ke tumpukan batu besar lalu merangkak kembali ke dalamnya.
Setelah itu, si kancil mengakui kebenaran cerita tersebut lalu mengajak sapi untuk pergi.
Mereka meninggalkan si buaya yang tidak tahu terima kasih, sehingga kembali terjebak di bawah tumpukan batu.
Moral dari kisah kancil tersebut yang dapat Bunda ajarkan kepada anak-anak ialah ketika ada yang menolong, sudah seharusnya berterima kasih dan membalas kebaikan tersebut. Jangan sampai kebaikan tersebut dibalas dengan kejahatan seperti apa yang dilakukan buaya kepada kerbau.
2. Kisah Si Kancil dan Buaya
Cerita singkat ini berawal ketika si kancil melihat banyak pohon yang sudah berbuah di area di seberang sungai. Namun karena aliran air sungai yang deras, kancil kesulitan untuk melompat.
Lantas ia menemukan ide cemerlang dan memanggil seekor buaya. “Hey, buaya keluarlah! Aku punya kabar gembira!” seru si kancil.
Buaya pun datang menghampirinya, kemudian kancil bercerita bahwa ia akan membagikan daging segar untuk seluruh buaya di sungai.
Mendengar hal tersebut, si buaya lantas memanggil teman-temannya.
Agar bisa membagikan daging dengan adil, si kancil meminta para buaya untuk berbaris rapi. “Berbarislah agar aku bisa menghitung berapa jumlah kalian,” perintahnya.
Para buaya lantas percaya dan mulai berbaris membentuk jembatan.
Kesempatan ini kemudian si kancil gunakan untuk menyeberang sungai sambil berpura-pura menghitung.
Sesampainya di seberang, ia pun tertawa terbahak-bahak.
“Sebenarnya aku tidak punya daging, aku hanya membutuhkan bantuan kalian untung menyeberang! Hahaha” kata kancil.
Para buaya pun marah dan mencoba menangkapnya, tetapi si kancil sudah terlanjur lari menjauh dari tepian sungai.
Bunda dapat mengajarkan nilai-nilai kebaikan dari pesan moral si kancil di atas agar sebaiknya gunakan kecerdasan hanya untuk hal-hal yang baik. Jangan meniru perbuatan si kancil yang hanya menggunakan kecerdasannya untuk menipu para buaya di sungai.
Dongeng Cerita Nusantara Kancil dan Air Mata Buaya/ Foto: HaiBunda / Dwi Rachmi
3. Cerita Si Kancil dan Kura-kura
Alkisahsuatu hari, si kancil hendak pergi ke sungai untuk minum, di tengah perjalanan ia melihat kerbau, ibu rusa, dan kura-kura tengah berkumpul. Si kancil bertanya-tanya, mengapa ketiga binatang tersebut bisa akrab.
Maka kemudian, si kancil bertanya pada kerbau.
“Kenapa kamu akrabsekali dengan kura-kura?” tanya si kancil.
Mendengar hal tersebut, kerbau menjawab, “Karena kura-kura sangat baik dan tidak sombong”.
Namun, si kancil tidak percaya mendengar jawaban tersebut. Ia kemudian pergi meninggalkan kura-kura dan menemui ibu rusa.
“Ibu rusa, aku tadi melihat engkau tadi sangat akrab dengan kura-kura.” ujar si kancil.
“Ya memang, sebab kura-kura sangat baik. Namun ada apa kancil?” ibu rusa lalu bertanya balik.
Kancil tidak menjawab, ia kemudian pergi meninggalkan ibu rusa dan bergumam penuh rasa iri.
“Semua berpihak pada kura-kura. Tidak ada yang mengatakan aku baik. Teman kura-kura juga lebih banyak daripada aku.” katanya kesal.
Kancil pun kemudian mendapatkan ide agar kura-kura dijauhi oleh teman-teman binatang lain.
Lalu kancil bergegas menemui kerbau. “Kerbau gawat! Kamu harus berhati-hati dengan kura-kura!” kata kancil.
“Mengapa begitu kancil?” tanya kerbau penasaran.
“Tadi, aku melihat kura-kura membawa minum untuk merpati. Namun setelah merpati meminumnya, ia langsung kejang-kejang dan kura-kura langsung meninggalkannya.” cerita si kancil. Tentu saja, cerita tersebut hanya karangan bohong dari si kancil.
Mendengar cerita tersebut, sontak kerbau langsung ketakutan.
“Aku tidak mau berteman lagi dengan kura-kura.” kata kerbau.
Kancil pun tertawa dalam hati, ia merasa senang rencananya berhasil.
Setelah berhasil membohongi kerbau, ia lantas juga menemui ibu rusa agar rencananya semakin berjalan mulus.
Saat bertemu dengan ibu rusa, kancil kembali menceritakan kebohongannya tentang kura-kura.
“Ibu rusa! Ibu rusa!” teriak si kancil dengan keras.
“Ada apa kancil?” ujar ibu rusa bertanya-tanya.
“Lebih baik jaga anak-anakmu mulai dari sekarang ibu rusa. Aku tadi melihat kura-kura memberikan buah pada anak-anak tupai. Namun tak lama kemudian mereka mati. Dan dengan bahagianya, kura-kura langsung tertawa melihat hal tersebut.” jelas si kancil bohong.
“Apa? Tega sekali dia. Terima kasih, kancil. Mulai sekarang, aku akan menjaga anak-anakku.” jawab ibu rusa.
Kancil kembali tertawa di dalam hati, ia puas rencananya berhasil.
Semenjak kancil menceritakan kebohongan tersebut pada kerbau dan ibu rusa, kura-kura mulai dijauhi teman-temannya.
Kura-kura lantas merasa curiga namun juga sedih. Ia bertanya-tanya mengapa teman-temannya berubah menjadi tidak peduli, bahkan seperti membencinya.
“Ada apa dengan teman-temanku? Mengapa mereka semua menghindari dariku?” kura-kura bergumam sedih.
Ia pun kemudian berusaha mencari tahu dengan bertanya pada si kancil. Kura-kura bergegas mencari si kancil.
“Kancil!” sapa kura-kura.
“Hai kura-kura! Ada apa?” tanya si kancil.
“Ada apa dengan teman-teman kita? Mengapa mereka semua menjauhiku?” tanya kura-kura penasaran.
“Aku tidak tahu.” jawab si kancil.
Namun kura-kura tidak patah semangat, ia terus membujuk kancil untuk menjawab dengan jujur.
Kancil lama kelamaan merasa jengkel dengan berbagai pertanyaan dari kura-kura kemudian memilih pergi. “Aku tidak tahu. Dasar cerewet!” teriaknya pada kura-kura.
Kancil tidak mau jujur atas perbuatannya yang telah membohongi teman-temannya agar mereka menjauhi kura-kura.
Ia terus berjalan menjauh meninggalkan kura-kura sendirian.
“Rasakan! Memangnya enak tidak punya teman.” gumamnya.
Tak berselang lama, kemudian kancil tiba-tiba terperosok ke dalam lubang besar di hutan.
“Apa ini? Kenapa aku tiba-tiba masuk ke dalam jebakan? Oh tidak!” kata si kancil panik.
Kancil berusaha meminta bantuan dengan cara berteriak. “Tolong! Tolong! Tolong!”
Namun usahanya sia-sia. Setelah berkali-kali meminta pertolongan, tak ada satupun binatang yang datang dan menolongnya.
Banyak pesan moral yang dapat Bunda ajarkan kepada si kecil dari cerita di atas. Ajarkan kepada anak-anak agar jangan saling memiliki perasaan iri dan dengki kepada sesamanya. Sifat iri dan dengki justru akan membuat seseorang berperilaku jahat seperti halnya yang dilakukan si kancil kepada kura-kura.
Jika ingin memiliki banyak teman, maka berbuat baiklah kepada siapa saja dengan tulus. Sehingga orang lain akan senang berteman dengan kita.
4. Cerita Dongeng Kisah Si Kancil dan Siput
Dongeng kali ini, menceritakan tentang kesombongan kancil sebagai binatang hutan. Kisah bermula dari Kancil yang merasa jika dirinya adalah hewan paling cerdik dan pandai di hutan. Saking yakinnya, si kancil sampai menyombongkan hal tersebut di hadapan binatang lainnya.
Semua temannya yang melihat hal tersebut merasa kesal dan menganggap tingkah kancil yang mendadak sombong. Mereka memang mengakui kecerdikan si kancil, namun mereka tidak dengan dengan tingkahnya hari ini.
Si siput yang mendengar kesombongan kancil kemudian menantangnya untuk melakukan lomba lari. Lomba tersebut dilakukan untuk membuktikan siapa yang paling cerdik.
Kancil menerima tantangan tersebut sambil tertawa menghina, “Mana mungkin kamu lebih cerdik dari aku! Apalagi kamu yang sekecil itu dan berjalan lambat tidak mungkin bisa menang lomba lari!”
Namun siput bersikeras untuk lomba lari. Diam-diam, si siput mengumpulkan semua saudara dan teman-temannya. Kemudian ia meminta agar mereka semua berbaris di sepanjang jalur lomba lari.
“Ingat! Setiap kali Kancil memanggilku, kalian yang harus menjawabnya!” perintahnya kepada semua siput.
Keesokan harinya, tepat ketika hitungan ketiga oleh wasit, si kancil dan siput langsung berlari kencang. Namun tentu saja, larinya si siput tidak akan mungkin lebih kencang.
Meyakini hal tersebut, si kancil berlari dengan gembira. Kemudian ia berhenti ketika merasa sudah jauh meninggalkan siput.
“Hei, Siput! Kamu dimana?” teriaknya ke arah belakang.
“Aku di sini!” jawab siput dari arah depan.
Kancil terkejut mendengarnya, ia kemudian bergegas berlari sekencang mungkin. Setelah berlari cukup jauh, si kancil berhenti lagi.
“Hei, Siput! Kamu pasti di belakang kan?” teriaknya memanggil-manggil.
“Tidak. Aku di depan!” jawab siput lagi.
Kancil kembali terkejut. Ia bingung, bagaimana mungkin siput ada di depannya terus?
Kancil lalu berlari lagi sekuat tenaga. Ia sama sekali tidak menyadari jika yang menjawab tadi adalah siput-siput lain.
Kejadian tersebut berulang beberapa kali, sampai akhirnya garis finish mulai terlihat.
Kancil semakin berlari kencang untuk bisa melewati garis finish. Ia yakin si siput telah kalah.
“Lihat aku menang!” serunya kegirangan.
Tiba-tiba terdengar suara siput “Kamu salah! Aku sudah dari tadi di sini” ujarnya menghampiri si kancil yang terkejut.
“Kamu mengalahkanku?!” seru si kancil tidak percaya.
“Tentu saja. Jadi aku lebih cerdik darimu bukan?” tanya si siput.
“Iya, kamu memang lebih cerdik dari aku.” jawab kancil dengan perasaan sedih dan malu.
Kancil kemudian meminta maaf pada Siput karena telah sombong. Siput memaafkannya, dan berkata pasti ada yang lebih cerdik dari mereka berdua.
Itu sebabnya sombong itu tidak baik. Karena setiap binatang pasti memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing.
Bunda dapat mengajarkan kepada si kecil bahwa sifat sombong merupakan perbuatan tidak terpuji. Ajarkan juga bahwa setiap manusia pasti memiliki kelebihan dan kekurangannya masing-masing, sehingga tidak dapat dibandingkan satu sama lain.
5. Kisah Si Kancil dan Petani
Kisah Si Kancil dan Petani menjadi cerita fabel terpopuler di kalangan anak-anak Indonesia. Kisahnya bermula ketika kancil yang kelaparan menemukan ladang milik Pak Tani dan mulai menyantap mentimun yang sudah matang.
Si kancil melakukan aksinya tersebut berulangkali, hingga membuat Pak Tani jengkel. Pak Tani memasang jebakan berbentuk orang-orangan sawan yang dilumuri getah nangka untuk menangkapnya.
“Rupanya kamu yang memakan hasil jerih payahku?” kata Pak Tani ketika jebakannya berhasil menangkap si kancil.
Sebagai hukuman, kemudian Pak Tani meminta si kancil membantunya untuk membereskan ladang serta menanam ulang bibit mentimun.
Menyadari kesalahannya, si kancil bertekad untuk bekerja dengan giat agar Pak Tani mau memaafkannya.
Tibalah hari terakhir hukuman bagi si kancil, setelah seminggu ia bekerja di ladang.
“Terima kasih sudah bekerja dengan rajin, Kancil. Jangan mencuri lagi, lebih baik kamu berusaha dengan hasil jerih payahmu sendiri” kata Pak Tani menasihatinya.
Kemudian Pak Tani memberikan si kancil bekal berupa sekarung mentimun sebelum ia kembali ke hutan. Kacil yang sudah belajar dari kesalahannya pun memutuskan untuk membuat kebun mentimum sendiri dari bekal yang diberikan oleh Pak Tani.
Dari cerita di atas, Bunda dapat mengambil pesan moral kepada si kecil bahwa jika ingin mendapatkan sesuatu, mereka harus berusaha terlebih dahulu.
6. Dongeng Kisah Si Kancil dan Serigala
Dongeng kali ini bermula ketika seekor serigala tengah asik istirahat di tepi sungai sampai ia tertidur. Namun tiba-tiba terdengar suara ranting patah yang membuat serigala terbangun.
Ia lalu mencari asal suara tersebut. Ternyata asal suara tersebut adalah ranting pohon yang jatuh dan tak sengaja terinjak oleh si kancil.
Si serigala yang kelaparan kemudian perlahan mendekati kancil. Kancil yang sadar lantas melarikan diri dan berusaha bersembunyi.
Karena terus berlari, si kancil merasa kelelahan, hingga akhirnya serigala bisa menyusulnya.
Kancil yang merasa dalam bahaya kemudian mendapatkan ide cemerlang untuk bisa meloloskan diri dari serigala.
“Ada apa Tuan Serigala? Sudah lama kita tidak bertemu.” ujar kancil dengan nada santai.
“Sudah lama aku mencarimu kesana kemari. Sekarang jangan banyak bicara lagi. Hari ini kamu akan menjadi santapanku! Aku adalah raja hutan! Siapa saja harus tunduk padaku!” si serigala berseru, menyombongkan dirinya.
“Raja hutan? Siapa? Kau raja hutan ini? Sebelum aku sampai disini, aku bertemu dengan dengan seekor Serigala yang sangat gagah perkasa. Ia mengaku sebagai Raja Hutan. Ia juga ingin memangsaku seperti kau saat ini.
Namun, karena aku kehausan, akhirnya aku meminta izin untuk minum dan kembali lagi menemuinya. Jika kamu ingin memangsaku, sebaiknya kamu mengalahkannya! Karena dagingku terlalu sedikit untuk dibagi dua.” kata kancil menjelaskan.
“Benarkah? Siapa yang berani mengaku sebagai Raja di hutan ini selain aku? Di mana dia sekarang?” tanya serigala geram.
Kancil lalu membawa si serigala ke sebuah sumur tua di tengah hutan. Mereka kemudian mendekati sumur tersebut.
“Inilah sumur tua tempat tinggal Raja Serigala gagah perkasa yang aku ceritakan. Aku ragu kau bisa mengalahkannya!” kata kancil.
Lantas si serigala mendekati lubang sumur dan begitu ia menengok ke bawah, alangkah terkejutnya ia melihat seekor serigala di dalam lubang sumur.
Serigala pun langsung mengaum dengan keras. Namun ia kemudian mendengar suara auman yang lebih keras dari dalam sumur.
Mendengarnya, si serigala lalu marah besar. Tanpa pikir panjang, ia langsung melompat ke dalam sumur.
Terdengar suara yang menggema dari dalam sumur. Sekejap air yang awalnya jernih berubah menjadi keruh. Si serigala tidak menemukan serigala lainnya selain dirinya. Ia pun menyadari bahwa dirinya telah ditipu oleh si kancil.
Bunda dapat mengajarkan kepada si kecil untuk menggunakan kecerdasannya ketika dihadapkan dengan permasalahan. Seperti halnya dengan yang dilakukan oleh si kancil yang cerdik. Selain itu janganlah mudah menyerah dan putus asa, karena setiap permasalahan pasti ada solusinya.
7. Dongeng Sang Kancil dan Cicak Badung
Dikisahkan pada suatu hari, si kancil tengah bercengkerama dengan kawanan semut di pinggir parit. Tak lama kemudian, kawanan semut itu melihat sebuah apel merah yang menjulur ke arah sungai. Kemudian mereka meminta kancil untuk membantu mereka memotong apel menjadi kecil-kecil agar lebih mudah dinikmati.
Ketika kawanan semut sedang menikmati apel tersebut, datanglah seekor cicak yang tiba-tiba mengambil potongan besar dari apel tersebut. Para semut pun berteriak dan berkata bahwa cicak adalah pencuri.
Kancil yang lalu mengetahui hal tersebut, lantas memberikan sebuah ide guna mengambil kembali apa yang seharusnya menjadi hak dari para semut. Kancil membawa satu genggam buah kecil berwarna merah.
Para semut yang melihatnya tertawa karena menganggap rencana si kancil sangat lucu.
Namun pada akhirnya, para semut tidak menanggapi rencana kancil tersebut. Tetapi tabiat si cicak mencuri buah apel berlangsung terus menerus, sampai membuat kawanan semut menyetujui rencana kancil.
Keesokan harinya, para semut meninggalkan sisa apel yang diletakkan di pinggir dan tidak ada yang menjaga. Cicak yang melihat hal tersebut langsung mengambil sisa apel tersebut.
Para semut yang mengetahuinya tidak marah dan malah tertawa senang. Cicak lantas merasa curiga. Kemudian ia mengintip kawanan semut tersebut saat mereka sedang membahas strategi dengan si kancil.
“Kancil, apakah buah yang dicuri cicak tadi bukan cabai?” tanya seekor semut.
Kancil menjawab, bahwa yang dicuri cicak memang bukan cabai. Ia menjelaskan bahwa jika cicak mendengarkan tawa semut dan tahu bahwa buah yang dicurinya adalah cabai, maka cicak tidak akan memakannya. Karena cicak tidak menyukai cabai dan akan mencuri buah lainnya.
Oleh karena itu, buah yang disiapkan oleh si kancil untuk dicuri cicak adalah strawberry. Jika cicak kekenyangan dan tertidur setelah memakannya, maka cicak tidak akan mencuri makanan semut lagi.
Kancil pun berkata bahwa keesokan harinya, ia akan membawa satu keranjang strawberry ke rumah cicak dan menasihatinya agar tidak mencuri lagi.
Cicak yang mendengar hal tersebut menangis dan diam-diam menyesali perbuatannya.
Moral cerita dari kisah si kancil dan cicak badung di atas ialah bahwa ada banyak cara yang bisa dilakukan untuk menghentikan perbuatan jahat seseorang tanpa harus membuatnya tersinggung. Seperti apa yang dilakukan si kancil kepada cicak badung sehingga membuatnya tersadar dan menyesali perbuatannya karena telah mencuri makanan milik kawanan semut.
8. Dongeng Kancil dan Beruang
Alkisah, di sebuah hutan, pada awalnya kehidupan berjalan dengan tenteram, damai, dan semua kebutuhan hewan terpenuhi. Namun suatu hari, hutan tersebut kedatangan tamu tak diundang yang serta merta membuat penghuni hutan merasa ketakutan.
Tak ada satupun binatang di hutan yang berani keluar dari sarangnya meskipun mereka merasa lapar.
Jauh dari hutan, hiduplah si kancil yang sudah lama tidak mendatangi hutan tersebut. Tiba-tiba terbesit keinginannya untuk mengunjungi hutan dan bertemu dengan teman-temannya.
Tanpa mengetahui situasi yang tengah terjadi, si kancil terus melangkah memasuki hutan. Setelah berjalan cukup lama, si kancil menyadari suasana hutan yang mendadak berubah sepi. Ia pun merasa curiga dan penasaran.
“Mengapa hutan ini sunyi sekali?” gumam si kancil.
Tak lama, si kancil mendengar seruan dari Burung Balam yang gerakannya cepat dan mengisyaratkan untuk waspada.
“Hei kancil! Segeralah bersembunyi sebelum kau dimangsanya! Karena hutan ini sudah tidak aman lagi! Anak-anak kami banyak yang mati dibuatnya.” teriak Burung Balam.
Kancil bertanya-tanya, siapa dan dimana hewan itu tinggal.
“Aku tidak tahu dimana ia tinggal. Tapi yang pasti, ia akan keluar tiba-tiba dan memangsa setiap hewan yang berjumpa dengannya.” ujar Burung Balam yang langsung membuat ciut nyali si kancil.
Tidak hanya Burung Balam, hewan-hewan lain yang kebetulan mendengar percakapan mereka juga membenarkan peringatan tersebut.
Kancil lalu berusaha lari untuk mencari tempat persembunyian. Namun sebelum jauh berlari, ternyata binatang yang teman-temannya bicarakan tadi ternyata telah berdiri di hadapannya.
Badannya besar dan cakarnya yang tajam membuat hewan-hewan kecil takut padanya.
Kancil berusaha melarikan diri. Namun gerakan hewan itu ternyata lebih cepat dari si kancil.
Kancil yang terus berlari tidak sadar menabrak hewan itu dan membuatnya jatuh ke dalam lumpur.
Walaupun dalam kondisi terancam, kancil tidak mau menyerah. Si kancil yang cerdik lalu mendapatkan ide untuk bisa terlepas dari hewan menyeramkan itu.
“Stop! Jangan kau makan mangsamu dalam keadaan seperti ini. Nanti rasanya tidak akan nikmat seperti yang kau bayangkan.” ucap si kancil.
“Kalau begitu, aku harus bagaimana?” tanya hewan buas itu.
“Di sekitar sini, ada sungai. Izinkan aku membersihkan diri. Dan setelah itu, kau boleh menyantapku.” jawab si kancil memohon.
Hewan buas itu setuju dan mengikuti si kancil dari belakang saat berjalan menuju sungai.
Selama perjalanan, si kancil menyempatkan diri untuk bertanya.
“Apakah kau hewan yang bernama Beruang?”
“Iya! Aku beruang! Aku adalah raja hutan. Semua hewan takut kepadaku.” ucap beruang dengan sombongnya.
“Jika kau beruang, tentulah kau suka madu ketimbang memakanku yang kelezatannya masih diragukan.” si kancil berusaha mencoba mengelabui beruang.
“Ya! Jelas aku lebih suka madu. Tapi di hutan ini, aku belum menemukan madu itu.” ungkap beruang.
“Aku tahu tempat yang menyimpan madu lezat. Jika kau berkenan, aku akan mengantarmu kesana setelah aku membersihkan tubuhku dulu.” kata si kancil.
Beruang yang tidak menyadari siasat si kancil spontan setuju. Tidak ada sedikitpun pikiran curiga di benak beruang.
Sesampainya di sungai, kancil langsung membersihkan tubuhnya. Lantas si kancil dan beruang melanjutkan perjalanan menuju gua yang ada madunya.
Begitu sampai di mulut gua, si kancil berkata “Gua ini gelap. Tapi di dasar gua, ada madu yang sangat lezat.”
Kancil menjelaskan sambil menunjuk ke arah mulut gua.
“Tidak apa. Kita akan kesana” ucap beruang dengan semangat.
Setelah berjalan ke dalam gua tersebut, kancil memberitahu beruang “Hei beruang. Dengarkanlah suara lebah itu. Kita sudah sangat dekat dengan madunya. Tapi kita kesulitan melihat dimana letak madunya. Jadi tunggulah disini. Aku akan keluar mengambil api dan akan segera kembali.” ucap si kancil.
Beruang membalasnya dengan anggukan.
Kancil segera keluar darigua untuk mengambil api. Namun di luar dugaan beruang, si kancil yang tadinya berjanji untuk membawa api ke dalam gua, malah menyulutkan api di mulut gua.
Akibatnya mulut gua tertutup seketika dan beruang terjebak di dalam gua.
Tidak lama setelah itu, tiba-tiba terdengar suara.
“Terima kasih kancil. Kau telah menolongku dengan memberi makanan untukku. Sejujurnya aku sudah sangat kelaparan karena sudah lama sekali aku tidak makan.” ucap buaya yang telah memangsa beruang.
“Sama-sama buaya. Aku memberikannya padamu karena dulu kau pernah membantuku menyeberang sungai.” sahut si kancil.
Ternyata sesungguhnya gua yang dimaksud si kancil tadi adalah mulut buaya yang sudah lama menunggu mangsa. Sedangkan suara lebah yang dimaksud si kancil adalah laron yang sedang bermain-main di mulut buaya.
Kini beruang telah mati di dalam mulut buaya. Hutan pun kembali seperti sedia kala, tenteram, damai dan aman, Tidak ada lagi hewan yang hidup dalam ketakutan.
Bunda dapat mengajarkan kepada si kecil untuk menggunakan kecerdasannya ketika dihadapkan dengan permasalahan. Selain itu janganlah mudah menyerah dan putus asa, karena setiap permasalahan pasti ada solusinya.
Pilihan Redaksi
25 Surat Pendek Juz Amma yang Mudah Dihafal, Bisa Diajarkan pada Anak
10 Nama Malaikat dan Tugasnya yang Perlu Diketahui Si Kecil
Bunda, yuk download aplikasi digital Allo Bank di sini. Dapatkan diskon 10 persen dan cashback 5 persen.
Simak cerita dongeng pengantar tidur dalam video di bawah ini:
(rap/rap)